
Mengenal Mikrotia
Mikrotia adalah salah satu kelainan bawaan yang cukup jarang terjadi, namun dapat berdampak besar pada fungsi pendengaran dan penampilan anak. Mikrotia terjadi ketika bagian luar telinga (daun telinga/aurikula) tidak berkembang sempurna sejak bayi masih dalam kandungan. Akibatnya, daun telinga tampak jauh lebih kecil dari ukuran normal, bahkan pada kasus-kasus berat, daun telinga bisa tidak terbentuk sama sekali.Selain perubahan bentuk yang mudah terlihat, mikrotia sering kali disertai dengan atresia, yaitu tidak terbentuknya saluran telinga luar. Hal ini dapat mengganggu kemampuan mendengar anak, sehingga perlu perhatian dan penanganan yang tepat sejak dini.
Tingkat Keparahan Mikrotia
Mikrotia memiliki beberapa tingkat keparahan, yaitu:
• Grade I: Daun telinga berukuran kecil, namun sebagian besar strukturnya masih ada.
• Grade II: Sebagian daun telinga terbentuk, namun bentuknya tidak sempurna.
• Grade III: Hanya ada sedikit jaringan telinga, biasanya tanpa saluran telinga luar.
• Grade IV (Anotia): Daun telinga tidak terbentuk sama sekali
Walaupun mikrotia tidak membahayakan jiwa, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, masalah psikologis, serta stigma sosial pada anak.
Penyebab Mikrotia
Penyebab mikrotia belum sepenuhnya diketahui. Sebagian besar kasus terjadi secara acak (sporadis), namun faktor genetik dan lingkungan selama kehamilan juga diduga berperan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa paparan obat-obatan tertentu, seperti thalidomide atau isotretinoin, selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya mikrotia.
Bagaimana Mikrotia Didiagnosis?
Mikrotia biasanya sudah dapat dikenali sejak bayi lahir melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan pendengaran sangat penting dilakukan sejak dini, karena kemampuan bicara dan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh pendengaran yang baik. Jika ditemukan gangguan pendengaran, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan dan penanganan yang sesuai.
Pilihan Penanganan Mikrotia
Penanganan mikrotia telah berkembang pesat. Salah satu solusi medis adalah operasi rekonstruksi daun telinga, yang dapat dilakukan dengan menggunakan tulang rawan dari iga pasien atau bahan sintetis seperti medpor. Prosedur ini biasanya dilakukan saat anak berusia 6–10 tahun, ketika pertumbuhan tubuh sudah cukup stabil. Selain operasi, beberapa anak juga memerlukan alat bantu dengar atau implan untuk mendukung fungsi pendengaran. Selain penanganan medis, dukungan psikologis juga penting untuk membantu anak membangun rasa percaya diri dan mengatasi stigma sosial.
Dukungan Keluarga dan Komunitas
Perjalanan anak dengan mikrotia bukan hanya urusan medis, tetapi juga sosial dan emosional. Dukungan keluarga, teman, dan komunitas sangat dibutuhkan agar anak tetap percaya diri dan dapat berkembang dengan baik. Edukasi kepada masyarakat juga penting agar anak dengan mikrotia tidak mengalami diskriminasi.
________________________________________
Kesimpulan:
Mikrotia adalah kelainan bawaan pada telinga yang dapat memengaruhi penampilan dan pendengaran anak. Dengan deteksi dini, penanganan yang tepat, serta dukungan keluarga dan lingkungan, anak dengan mikrotia tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
________________________________________
Referensi:
• Reinisch J, Lewin S. Medpor ear reconstruction for microtia: Long-term outcomes. Plastic and Reconstructive Surgery. 2009;124(5):123e–133e.
• Mayo Clinic – Microtia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/microtia/